Kisah ini diceritakan pada suatu hari Minggu oleh seorang pendeta tua. Kisahnya benar-benar terjadi, ketika pendeta itu melakukan dinas militer.
Pada suatu hari sersan pelatih muncul dan tiba-tiba mencampakan sebuah granat tangan ke tengah-tengah sekelompok prajurit muda. Mereka lari berpencar, buru-buru mencari perlindungan. Sersan itu lantas mengatakan bahwa granat itu tidak "hidup" dan ia cuma ingin melihat reaksi mereka.
Keesokan harinya, seorang prajurit baru masuk dan menggabungkan diri ke kelompok itu. Sersan pelatih mengatakan pada mereka agar jangan memberi tahu prajurit baru itu tentang apa yang akan terjadi. Ketika Sersan itu muncul dan melemparkan granat ke tengah-tengah mereka, prajurit baru itu, yang tidak tahu bahwa granat itu takkan meledak, buru-buru menjatuhkan diri diatas granat itu agar ledakannya tidak mencederai rekan-rekannya. Ia mau berkorban demi keselamatan rekan-rekan sesama prajurit.
Tahun itu ia dianugrahi satu-satunya medali untuk keberanian dan ketabahan yang diberika bukan pada waktu perang.
Kim Noone
Empat hal untuk dicamkan dalam kehidupan;
Berfikir jernih tanpa bergegas atau bingung;
Mencintai setiap orang dengan tulus;
Bertindak dalam segala hal dengan motif termulia;
Percaya kepada Tuhan tanpa ragu sedikitpun.
Hellen Keller
Tidak ada komentar:
Posting Komentar